Sekolah 0,1 Hektare: Ukiran dari Sebuah Pengabdian

June 05 2016

“Tak ada yang lebih indah dari pada hasil perjuangan kita diabadikan dalam sebuah karya,” rasa syukur nampak Tiur ucapkan setelah acara peluncuran buku Sekolah 0,1 Hektare. Buku tersebut tak lain adalah goresan penanya sendiri atas usahanya dalam mendirikan Rumah Belajar Bekasi (RBB), sebuah kelompok belajar yang dibentuk untuk mengajar anak-anak yang kurang mampu. Judul buku “Sekolah 0,1 Hektare” diambil dari sebuah sekolah yang sedang ia bangun di atas tanah berukuran 1000 M², yang mana nantinya keuntungan dari hasil penjualan akan digunakan untuk membangun sekolah tersebut yang ditargetkan akan selesai pada tahun 2018.

Acara peluncuran itu dihadiri oleh siswa-siswi SMK dan masyarakat umum yang ingin mendengar langsung kisah inspiratif dari Tiur. “Pada masa lalu saya pernah merasakan hidup serba kekurangan, dengan kondisi ekonomi yang sangat di bawah. Saya tidak ingin anak-anak di sekitar saya tinggal merasakan seperti yang saya rasakan waktu itu,” cerita Tiur. Atas motivasi itulah akhirnya ia mengumpulkan para relawan yang memiliki panggilan jiwa untuk membantu mencerdaskan dan meningkatkan kepercayaan diri anak-anak tersebut demi meraih cita-citanya.

Relawan yang ia rekrut kebanyakan berlatarbelakang mahasiswa. Natalia, mahasiswa semester 6 yang menjadi relawan menceritakan bagaimana ia bisa bergabung bersama Rumah Belajar Bekasi. “Awalnya Kak Tiur datang ke rumah, menawarkan apakah saya ada minat mengajar. Akhirnya saya memutuskan untuk bergabung,” tutur Natalia. Ketika ditanya bagaimana kesannya selama proses mengajar, ia menjawab: “Sungguh mengajar itu adalah proses melatih kesabaran. Bagaimana caranya kami menghadapi anak-anak dengan berbagai karakter. Dari situ kami dilatih untuk mencari solusi. Kadang agar suasana tidak boring, kami mengadakan games dan memberikan reward kepada mereka. Itu akan membuat mereka senang dan tidak malas lagi dalam belajar.”

Rizki, seorang siswa berusia 10 tahun mengaku senang dengan metode belajar yang diberikan kakak-kakak relawan. “Saya diajarkan pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, dan IPA. Kakaknya baik-baik, gak ada yang galak,” ujarnya. Rizki merupakan 1 dari 30 anak asuh Tiur yang sudah belajar selama 1 tahun. Tiur berharap mereka dapat lebih gigih dalam belajar dan bisa menghargai setiap jerih payah guru-guru relawan yang telah mengajar mereka. Ia juga berharap ke depannya RBB tidak hanya ada di Bantar gebang dan Cibadak, tapi juga di seluruh pelosok Bekasi agar anak-anak yang kurang mampu dapat tertolong pendidikannya.

PT NCS yang menjadi sponsor acara tersebut ikut berperan dalam proses pendistribusian buku Sekolah 0,1 Hektare ke Jabodetabek dan luar kota. Tiur berterima kasih kepada PT NCS yang sudah memiliki kepedulian dalam kegiatan sosial ini. “Atas andil PT NCS untuk acara ini dan untuk free biaya pengiriman buku, PT NCS telah menghidupkan asa anak-anak di kota lain untuk terus belajar dan tidak menyerah dalam menggapai impiannya,” tutup Tiur.